Miris…! Invisible Hopes, Kisah Nyata Kehidupan Narapidana yang Melahirkan Anak dalam Jeruji Besi

Karyajurnalis – Jakarta

Komunitas perfilman di Jakarta, rumah produksi Lam Horas Film mempersembahkan, press screening dan press conference atas karya terbarunya. Film dokumenter berjudul “Invisible Hopes” di Studio 8 XXI, Plaza Senayan lt. 5, jalan Asia Afrika No.8 , Gelora, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (1/4/2021) siang.

Invisible Hopes (Harapan yang tak terlihat), sebuah film yang diproduseri dan disutradarai oleh Lamtiar Simorangkir, diambil dari kisah nyata para narapidana perempuan yang melahirkan dan membesarkan anak-anaknya didalam jeruji besi.

Untuk dapat menyelesaikan proses pasca produksi, Lam Horas Film mendapatkan support funding dari Kedutaan Besar Swiss dan Kedutaan Besar Norwegia hingga proses pembuatannya berkembang menjadi sebuah film panjang.

“Film ini kami buat untuk raising awareness, edukasi dan advokasi. Khususnya, untuk ibu-ibu hamil dibalik jeruji besi.” kata Lamtiar.

“Ada sebuah kondisi dalam penjara yang harus diperhatikan kita buat mereka ibu hamil dan anak-anak yang lahir didalam penjara. Harus ada aturan yang jelas dari pemerintah terkait kasus tersebut.” tuturnya.

Ditambahkan oleh Lamtiar, tujuan dari film ini agar masyarakat dan negara bersama-sama “mengeroyok” masalah ini dan memandang khusus dengan aturan yang berbeda. Betapa mirisnya seorang bayi yang lahir dalam penjara, harus merasakan dan menjadi korban dari kesalahan orangtuanya.

Anak-anak yang tidak mengetahui, harus kehilangan hak-haknya, dikurung didalam penjara. Pemerintah harus lebih peka akan masalah yang terjadi. Faktanya, banyak para narapidana wanita yang melahirkan didalam penjara, berjuang sendiri tanpa keluarga untuk membesarkan anak-anaknya.

Produser Lamtari Simorangkir dan Narasumber L, saat Konferensi Pers usai Pemutatan Film Invisible Hopes di dalam Bioskop XXI Studio 8, Plaza  Senayan

Seorang mantan napi wanita berinisial L, mengalami hal serupa saat didalam tahanan. Ketika diwawancarain usai press screening oleh wartawan terkait pengalamannya melahirkan dan membesarkan anak didalam penjara, dirinya enggan untuk berkomentar lebih jauh. L berpesan kepada pemerintah, agar memperhatikan teman-temannya yang melahirkan didalam penjara untuk mendapatkan kebutuhan bagi bayi mereka.

“Saya hanya bisa berpesan, tolong bantu teman-teman saya yang masih ada ditahanan. Pemerintah tolong bantu mereka, berikan hak anak-anaknya. Mereka masih butuh susu, pempers, pakaian dan makanan. Tolong perhatikan mereka.” ucap L (sambil meneteskan air mata).

Selain dari Keduataan Besar Norwegian dan Kedutaan Besar Swiss, Invisible Hopes juga mendapatkan dukungan non materi dari Kementerian melalui Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) dan Instansi/lembaga terkait yang memiliki hubungan dengan film dokumenter tersebut. Seperti, Ombudsman yang membantu dalam mendapatkan ijin.

“Film ini digarap dalam waktu 6 bukan dengan resiko yang sangat besar, agar kehidupan para wanita yang melahirkan didalam penjara mendapatkan perlakukan yang berbeda. Saya tidak mencari keuntungan dari film ini, melainkan agar masyarakat tau keadaan sebenarnya dalam penjara, bahwa ada kejadian yang tidak pernah kita ketahui didalam penjara.” tambah Tiar, panggilan dari sang Produser sekaligus Sutradara film Invisible Hopes.

“Pesan morilnya sangat jelas, semua adegan dalam film ini tanpa settingan sedikitpun. Semua kisah yang sebenarnya. Saya membuat film ini bukan maksud untuk mengexploitasi anak dibawah umur atau kaum wanita. Sekali lagi saya tekankan, bahwa masih banyak anak yang tidak mendapatkan hak-haknya dan butuh bantuan dari pemerintah. Sebarkan film ini kepada masyarakat luas, agar negara dan setiap orang merasa prihatin dan empati kepada kaum wanita yang berjuang sendirian tanpa keluarga demi buah hati mereka yang juga merasakan terkurung didalam ruangan berpagar besi.” tutupnya.

Film Invisible Hopes juga diharapkan, dapat memberikan informasi baru sebagai bahan diskusi bagi penonton, agar dapat merekonstruksikan solusi baru yang lebih berpihak kepada perempuan hamil, terlebih dapat memberikan harapan baru bagi anak-anak yang menjadi korban terselubung dalam penjara orang dewasa.

Rencananya, Invisible Hope akan tayang di Bioskop pada bulan Mai 2021. Sedikit kutipan kata dari anak-anak didalam jeruji besi. “Mama Paste (petugas), buka…buka…!,” (teriakan anak-anak kecil sambil mendorong-dorong jeruji pintu sel penjara).

“Setiap anak berhak untuk hidup didunia yang bebas, sehat, terlindungi dan bahagia”

(Michael)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *