• Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Karya Jurnalis
  • Berita Utama
  • Pariwisata
  • Daerah
  • Parlemen
  • Home
  • Kriminal
  • Nasional
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Politik
No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Pariwisata
  • Daerah
  • Parlemen
  • Home
  • Kriminal
  • Nasional
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Politik
No Result
View All Result
Karya Jurnalis
No Result
View All Result

Jubir DPP Prima Pusat: Oligarki, Pandemi dan HAM.

21 Juli 2021
Jubir DPP Prima Pusat: Oligarki, Pandemi dan HAM.

PAPUA, KARYAJURNALIS – Vaksin berisi virus (tak disebutkan virus apa) yang sudah dilemahkan lalu dimasukkan kedalam tubuh melalui suntik. Vaksin tidak menimbulkan penyakit baru. Lalu proses suntiknya di bagian tubuh yang bukan urat nadi (langsung ke darah). Seketika itu imun tubuh manusia mulai menyerang si virus yang dilemahkan tadi, dan proses utama vaksin untuk menjaga paru-paru dari virus Corona.

Hal ini dijelaskan juru bicara Dewan Pimpinan Partai Rakyat Adil Makmur (DPP Prima) urusan Papua dan Papua Barat melalui keterangan tertulis yang diterima media karyajurnalis.com, Rabu, (21/7).

Berita Lainnya

Junef Ismaliyanto, Wasekjen Partai Gelora Bidang Hubungan Kewilayahan: Lima Visi Keumatan Partai Gelora Bisa Membawa Indonesia Menjadi 5 Besar Negara Di Dunia

LAKSI Dan Masyarakat Dukung Penuh Penangkapan Kelompok Terorisme Oleh Densus 88 dan BNPT

Pasaman Berhasil Masuk Sepuluh Besar Lomba Promosi Desa Wisata

Bagaimana dengan pandemi? Senjata bilogis (rekayasa) dan senjata alamiah. Kehendak memaksa, itulah dominanasi utama mahluk hidup di muka bumi.

Ada virus jahat yang menyerang paru-paru. Manusia meneliti di laboratorium. Virus tadi lalu dikenal SarsCorona Virus (covid-19). Dengan memanfaatkan pertumbuhan sel, Virus tersebut diambil sampelnya, melalui perkembangan sel-sel, dilemahkan melalui proses uji klinis, lalu diperbanyak dan dimasukkan kedalam tubuh manusia dalam bentuk vaksin.

Proses laboratorium diatas tak ada urusannya dengan HAM. Maju kena, mundur pun kena. Pemerintah tak memberikan vaksinasi melanggar HAM. Wajib vaksin juga melanggar HAM. Situasi inilah pola pikir teori konspirasi merebak dimana mana.

“Virus makin jahat, memaksa manusia harus lebih kebal dari sebelumnya? Jika ikut seleksi alam, silahkan berhadapan. Jika ikut rekayasa ilmiah (vaksin), ‘’ujarnya.

Ketika penemu vaksi menggratiskan semua vaksin digunakan untuk kesehatan masyarakat dunia dan ribuan pejuang medis bersusah payah, disaat yang bersamaan, ada juga yang tak berperikemanusiaan. Mereka yang memanfaatkan pendemi global untuk memupuk dan mempertahankan kekayaan mereka (oligarki).

ShareTweetSend
Previous Post

Tolak Militerisme di Tambrauw, Masyarakat Layangkan Petisi

Next Post

Bupati Piter Gusbager : ‘’Keerom Akan di LocKdown Jika…’’

Discussion about this post

No Result
View All Result

Karya Jurnalis Network

  • Aceh
  • Sumut
  • Sumbar
  • Kepri
  • Riau
  • Jambi
  • Sumsel
  • Bengkulu
  • Lampung
  • Babel
  • Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jabar
  • Jateng
  • Jatim
  • NTB
  • NTT
  • Bali
  • Kalbar
  • Kaltara
  • Kalteng
  • Kaltim
  • Kalsel
  • Sulut
  • Sulbar
  • Sulteng
  • Sultra
  • Sulsel
  • Gorontalo
  • Malut
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat

Tentang Karya Jurnalis

Karya Jurnalis

Media Online & Cetak

Portal berita nasional yang menyampaikan informasi dari sleuruh wilayah Indonesia. Terdepan dalam mengabarkan

Seluruh Wartawan Karya Jurnalis dibekali ID Card dan Surat Tugas yang terdaftar dalam Box Redaksi.

  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Pariwisata
  • Daerah
  • Parlemen
  • Home
  • Kriminal
  • Nasional
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Politik

© 2020 Karyajurnalis.com