Karya Jurnalis|Papua
Ratusan warga pengunsian dari Intan Jaya ke Nabire mendapatkan pasokan sembako dari fraksi Partai Demokrat.
Penyerahan Bantuan Kemanusian Partai Demokrat dari Wakil Ketua 1 DPD Partai Demokrat Parovinsi Papua Bapak Ricky Ham Pagawak SH, M.Si kepada para pengunsi Kabupaten Intan Jaya. Prosesi penyerahkan bertempat di halaman Gereja Paroki St. Anthonius Nabire. Selasa 9 Maret 2021 tidak lama ini.
Pengunsi terhimpit di tengah kontak senjata antara TNI/Polri dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM). Konflik yang berawal dari akhir tahun 2019 telah meresahakan warga Intan Jaya. Pilihan mengunsi sebagai jalan solusi.
Ketua DPD 1 partai Demokrat Provinsi Papua, Ricky Ham Pagawak menyampaikan keterangan pers. Ia mengatakan, Demokrat sudah rekomendasi agar aparat non-organik ditarik dari Intan Jaya.
Sebagai upaya hentikan kekerasan pihaknya telah rekomendasi untuk hentikan rencana operasi tambang di blok wabu. Kami sudah surati Gubernur Papua untuk tidak lakukan operasi penambangan yang rencananya digarap Inalum.
Diakon Gereja St. Anthonius Nabire, Yehezkiel Belau, membenarkan jika ada warga Intan Jaya mengusi untuk mencari kenyamanan di Nabire.
Yehezkiel menjelaskan, kami pihak gereja sudah melakukan pendataan.300-an warga Intan Jaya sudah tersebar di 27 Gereja di Nabire sudah terdata. Bantuan sembako yang telah dibantu tentu tidak mencukupi. Akan kami distribusikan sesuai data yang sudah ada.
“Yang paling krusial adalah anak-anak Intan Jaya yang sudah mengunsi sulit mendapat pendidikan yang layak. Apalagi siswa yang sudah menduduki SD kelas 6, SMP kelas 3 dan SMA Kelas 3. Sungguh prihating jika tak ada upaya-upaya penyelesaian konflik di Intan Jaya bagi generasi emas dimasa mendatang.
Kami pihak Gereja menunggu upaya pemerintah untuk sikapi persoalan agar ada rekonsilias secara serius,”tuturnya.
Ia juga menambah, warga Intan sulit bepergian ke kebun juga melaksanakan aktivitas lainnya. Pihak aparat tentu lakukan stigma, kamu bagian dari TPNPB juga pihak TNI/Porri tentu hendak menuding sebagai mata-mata TPNPB sedangkan faktanya mereka adalah sesungguhnya warga biasa akhir berpilihan mengunsi ke Nabire.
“Mereka mengunsi bukan karena lapar. Bukan karena haus.Bukan karena tidak punya rumah. Bukan karena tidak punya hewan peliharaan namun semata tudingan yang tidak obyektif dari kedua kombatan,”ujar Diakon Belau.
Ketua DPC Partai Demokrat Nabire Mencucurkan Air Mata
Tangis sedih saat menyampaikan sambutan ketika layangkan sorot matan kepada ratusan warga pengunsian. Para pengunsi juga tangisi ketika melihat ketua DPC Partai Demokrat, Marselius Gobai mencucurkan Air Mata.
Ia mengatakan demokrat Meepago trut prihating terhadap kondisi Intan Jaya. Kesediaan mendalam ketika dengar masyarakat pemilik negeri Migani mengunsi ke Nabire,”tutur Marsel diiringi cucuran air mata.
“Kami Cinta Tanah Migani
Seorang pengunsi Intan Jaya, Thomas Belau menjelaskan nasib anak negeri tanah migani yang mengunsi.
“Kami datang ke Nabire bukan karena kami tidak punya ruman, kebun, ternak juga bukan mati karena kelaparan. Kami tidak mati karena haus. Kami hanya inginkan negeri migani harus aman. Kami punya negeri tersedia makan dan minum yang secupnya, yang kami harapkan adalah pemerintah harus bukan mata untuk mengamankan tanah migani dari konflik terus terjadi,”harap Thom saat menyampaikan sambutan.
Ratusan warga Intan Jaya di Nabire hanya membutukan kedamaian secara total agar dalam waktu kembali ke tanah asal kami. Kebun kami rumput tinggi, “siapa yang perhatikan ? sayangi kami anak migani. Sampaikan Bapa Presiden untuk tarik militer dari Intan Jaya.(Jackson Ikomou)