KJ, Padang – Sumatera Barat kini sudah merasa lega, khususnya masyarakat Koto Tangah, Kota Padang. Pasalnya, Terminal Tipe A Anak Air yang terletak di Kelurahan Batipuh Panjang berdiri megah di kawasan ini.
Sebelum kita menelusuri kemegahan terminal tersebut, baiknya kita ketahui dulu bahwa terminal-terminal yang ada di Indonesia terbagi dalam tiga (3) tipe, yaitu terminal tipe A, terminal tipe B dan terminal tipe C.
Dalam hal ini, kewenangannya menjadi milik Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah. Pembagian itu dilakukan berdasarkan UU no 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, yang membagi berdasarkan kewenangan pengelolaan teminal.
Penentuan tipe dan kelas terminal berdasarkan fungsi pelayanan, fasilitas pelayanan dan kewenangan.
Kepala BPTD Wilayah III Sumbar, Denny Kusdyana saat wawancara eksklusif di ruang kerjanya memaparkan, menyoal fungsi pelayanan terminal penumpang dapat diklasifikasikan dalam tiga tipe, yaitu:
Terminal penumpang Tipe A. Terminal ini berfungsi melayani kendaraan penumpang umum untuk angkutan antar kota antar propinsi (AKAP), angkutan antar kota dalam propinasi (AKDP), angkutan kota (AK) serta angkutan pedesaan (ADES), sebutnya.
Kedua, terminal penumpang Tipe B. Terminal ini berfungsi melayani kendaraan penumpang umum untuk angkutan antar kota dalam propinasi (AKDP), angkutan kota (AK) serta angkutan pedesaan (ADES), lanjut ia.
Sedangkan, sebut Denny, terminal penumpang Tipe C, berfungsi melayani kendaraan penumpang umum untuk angkutan pedesaan (ADES).
Klasifikasi terminal itu, didasari pertimbangan bagi keperluan perencanaan berbagai fasilitas penunjang dari masing-masing tipe terminal.
Nah, untuk terminal Anak Air ini, papar Denny, merupakan terminal tipe A. Maka keberadaan dan pengelolaannya harus benar benar tertata dengan baik, sekaligus pemanfaatannya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Dalam hal ini ialah masyarakat Kota Padang dan Sumbar pada umumnya, terkhusus bagi masyarakat sekitar, Ungkap Denny.
“Tentunya, dalam pelaksanaannya, kerjasama masyarakat dan seluruh stokholder untuk kemajuan terminal kedepan, sangat dibutuhkan”, terangnya.
Terminal tipe A ini mampu melayani 500 unit angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP) dan 150 antar kota antar provinsi (AKAP). Adapun fasilitas pendukungnya, salah satunya adalah tempat uji kendaraan atau KIR serta kawasan komersial, tutur Denny Kusdyana yang dikenal murah senyum ini.
Bus yang masuk terminal berukuran besar, dengan standar kelas jalan yang sesuai. Diharapkan saat terminal selesai, infrastruktur jalan juga dapat selesai dengan baik.
Nantinya, kata Denny, dirinya menginginkan bus-bus yang berangkat dari Terminal Anak Air, betul-betul terjamin atau laik jalan.
Kemudian multiplier effect terminal ini diharapkan bisa dirasakan oleh masyarakat sekitar dan UMKM, seperti kerajinan tangan, oleh-oleh dari Sumatera Barat dan sebagainya.
Multiplier effect, tukas Denny, yang pasti kita semua menginginkannya. Hal itu patut untuk disyukuri. Dan menyoal sarana serta prasarana pendukung seperti akses jalan keluar masuk dan lainnya, harus benar benar memadai.
Kita tahu bahwa terminal Anak Air yang posisinya di tengah-tengah, butuh dukungan semua pihak disertai dengan kemudahan akses. Karenanya, angkutan keluar masuk penumpang harus tersedia dengan baik. Dalam hal ini armada Trans Padang, telah dan selalu siap melayani rute ke terminal, papar Denny Kusdyana.
Dikesempatan berbeda, Ketua Pemuda setempat yang akrab disapa Komek kepada media ini, Minggu (27/12) mengatakan, dirinya bersama masyarakat setempat sangat berterima kasih kepada Pemerintah Pusat dan Daerah, terutama kepada Dirjen Perhubungan melalui Balai BPTD Wilayah III Sumbar.
“Mudah mudahan keberadaan terminal Anak Air ini bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, utamanya mengurangi pengangguran”, imbuhnya.
Jelasnya, lanjut Komek, keberadaan terminal yang berdiri megah di daerahnya ini merupakan kebanggaan bagi masyarakat sekitar. Sekali lagi, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah”, tutur Komek menyudahi kesan kebanggaan atas keberadaan terminal Tipe A itu pada media ini.
Diketahui bersama di beberapa bulan lalu, saat kunjungan Staf Ahli Menteri Perhubungan, Umar Aris di Terminal Tipe A Anak Air yang cukup besar dan luas itu, dirinya berharapan besar agar pembangunan serta pengelolaannya benar-benar berdaya guna.
“Rangkul semua yang terlibat, baik pengusaha transportasi maupun elemen masyarakat. Saya percaya bahwa konsep yang telah dirancang oleh Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah III Sumbar, cukup bagus untuk diterapkan” ujar Umar Aris yang waktu itu, juga didampingi oleh Deny Kusdyana, Sabtu (12/9/2020) silam.
Bagi Koto Tangah, Terminal Anak Air merupakan warna dan kebanggaan tersendiri bagi masyarakatnya. Pemanfaatan atau pengoperasiaannya, diharapkan dapat sesuai keinginan bersama.
Terminal Tipe A Anak Air dibangun di lahan Pemko Padang seluas 4,5 hektare, dengan dana APBN khusus sebesar Rp72 miliar. Diperkirakan 2,7 hektare terpakai untuk terminal dan selebihnya untuk pembangunan area komersil serta balai pengujian kendaraan bermotor. (Akmal).