Wisata Kuliner di Pecenongan Raya Tak Pernah “Disentuh”

Karyajurnalis – Jakarta 

Wisata Kuliner di kawasan, Jalan Pecenongan Raja, Kebon Kelapa, Gambir berkeliaran manusia bergerak (Pemulung) dan pengamen. Tak karuan, wisata kuliner yang menjadi icon Jakarta Pusat ini menjadi perbincangan keluhan pengunjung.

“Banyak manusia bergerak atau pemulung berkeliaran mengais rejeki di malam hari. Bikin kumuh dan kotor saja. Begitu juga pengamen wara-wiri di wisata kuliner ini,” keluh Bram (59) salah satu pengunjung wisata kuliner, Selasa (1/6/2021) malam.

Salah satu wisata kuliner di Pecenongan Raya terlihat kotor

Selain itu, kata dia seharusnya lokasi sementara (Loksem) binaan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) Provinsi DKI Jakarta ini penataan nya harus lebih nyaman. “Gapura yang terpasang di kawasan kuliner wisata malam ini. Masa gelap bertahun-tahun lampunya tidak pernah diperbaiki,” tandasnya.

Sementara itu, baru Lurah Kebon Kelapa, Nurbin Togar dan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kecamatan Gambir yang merespon cepat dengan menghalau manusia bergerak. “Aduan tersebut langsung ditindaklanjuti. Untuk, Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) sudah kabur diusir Satpol PP. Kalau balik lagi ditangkepin dan langusung dikirim ke Dinas Sosial untuk di bina,” ungkapnya, Selasa (1/6/2021) malam.

Gapura wisata kuliner di kawasan Pecenongan Raya terlihat gelap dan tak ada cahaya lampu

Sementara itu, Wakil Wali Kota Jakarta Pusat yang disapa akrab Bang Ir, berharap Dinas PPKUKM melakukan penataan gapura wisata kuliner. “Jangan dibiarkan gelap. Itu kan wisata kuliner icon Jakarta Pusat harusnya rapih dan tertata. Nanti saya minta koordinator pedagang wisata kuliner menghidupkan lampunya,” ucap Bang Ir.

Selain itu, kata Bang Ir juga meminta Dinas PPKUKM Jakarta dapat ngejalanin tupoksi. Jangan hanya ngandelin aparat Pemkot Jakarta Pusat, harus nya mereka berkoordinasi dengan camat dan lurah. Sehingga bisa berkolaborasi untuk penataan di sana,” tandasnya.

Koordinator pedagang kuliner JP Loksem nomor: 13, Linda Handoko menambahkan, dua gafura yang terpasang di wisata kuliner sejak tahun 2013 lalu sudah ditindak berfungsi atau lampunya tidak nyala. Selain itu, kata dia, kalau hujan di wiasata kuliner juga sering terjadi genangan air. “Plat penutup saluran airnya juga banyak yang rusak dan goyang-goyang ngeri ambruk,” ujarnya. (Is)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *