Karya Jurnalis|Riau-Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu menggelar rapat bersama menindaklanjuti program penanaman pohon khusus pada lahan kritis di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Indragiri, di Ruang Thamsir Rachman LT IV Kantor Bupati pukul 10.00 WIB, Jumat (20/05/2022).
Sekretaris Daerah (Sekda) Hendrizal saat memimpin acara mengatakan, program penanaman pohon sudah mendekati waktunya, hanya saja 16 titik hasil survei awal akan ada evaluasi ulang.
Lantaran sesuai aturan harus diawali dengan pembangunan diturap baru bisa dilaksanakan penanaman pohon. Jadi, kegiatan tetap dilaksanakan hanya beberapa titik dan lokasi lain yang masuk lahan kritis.
“Titik-titik itu adalah sesuai hasil survei dari desa, kecamatan dan instansi terkait. Jadi, penting untuk dibahas bersama agar lebih optimal dan berjalan lancar,” katanya di Rengat kepada awak media, Jumat (20/05/2022).
Pembahasan tentunya, yang melibatkan sejumlah Pemerintahan Desa (Pemdes), Kecamatan dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Termasuk, jenis pohon dan jumlah yang akan ditanam di titik rawan longsor tersebut.
Sedangkan, Kepala Dinas DLH Indragiri Hulu Ori Hanang Wibisono menyebutkan, arahan dan petunjuk dari Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia bahwa program penanaman pohon sangat penting, hanya saja titik – titik pada lokasi lahan kritis.
“Oleh karena itu, penting survei ulang agar sasaran penanaman pohon lebih tepat,” sebutnya.
Lokasi awal di 16 titik belum sepenuhnya dapat dilaksanakan, karena kemungkinan tidak berada dilahan kritis dan itu harus dilakukan pembangunan turap terlebih dahulu.
Pada kesempatan lain, Camat Rengat Yurmanis menyebutkan,
penting penanaman pohon disejumlah desa di pinggiran sungai karena banyak tebing yang sudah runtuh.
Sedangkan, Camat Rengat Barat Hendri juga menambahkan, ada 7 titik lokasi rawan longsor.
Titik itu sudah ada evaluasi dan survei, namun perlu kembali koordinasi dengan masyarakat dan Pemerintahan Desa (Pemdes). Selain itu, perlu peningkatan jalan menuju lokasi dan rawan longsor.
Sedangkan, Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Indragiri Hulu Marwan menyebutkan, sebenarnya 16 titik yang menjadi sasaran penanaman pohon sudah melalui evaluasi optimal.
Karena pada titik itu ada fasilitas dan infrastruktur milik pemerintah yang perlu dilindungi.
Jika 16 titik itu tidak bisa dilaksanakan semua, setidaknya ditanam berkelanjutan. (Asri)