Melalui Lanud Halim, Garda NTT Berangkatkan 10 Ton Bantuan ke Nusa Tenggara Timur

Karyajurnalis | Jakarta

Melalui proses panjang birokerasi, Genta Patriot Muda Nusa Tenggara Timur (Garda NTT) sempat mendapati kendala dalam proses pengiriman bantuan bencana alam ke Nusa Tenggara Timur (NTT). Dengan bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), usai mendapat surat resmi dari Garda NTT.

Garda NTT mengambil langkah tersebut, guna mempercepat proses penyaluran dan pendistribusian, agar bantuan yang dikirimkan dapat tepat sasaran. Rencananya, bantuan akan diberangkatkan melalui Landasan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Kamis (22/4/2021).

10 Ton Bantuan untuk bencana alam NTT dari Garda NTT, Siap diberangkatkan dari Lanud Halim Perdanakusuma.

10 ton bantuan yang dikirimkan berupa; pakaian, minyak goreng, air minum kemasan, obat-obatan, sabun mandi, sampoo, susu bayi, susu dancow, pembalut wanita, indomie, beras, selimut, pampres bayi, kue kering, masker serta jilbab dan sajadah bagi keluarga muslim (terutama Adonara dan Lembata), agar para korban bencana dapat menjalankan puasa dan Idul Fitri ditengah pengungsian dengan penuh hikmat.

Rencananya, bantuan akan disalurkan ke lima Kabupaten, diantaranya; Kabupaten Flores Timur wilayah Adonara, Kabupaten Lembata, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Kupang dan Kabupaten Malaka. Satu Kabupaten mendapatkan 2 ton bantuan. Sementara Kabupaten Sumba Timur dan Rote Ndao juga terdampak bencana tak bisa diakses, hingga kini belum ada relawan yang dapat menjangkau wilayah tersebut.

Ketua Umum (Ketum) Garda NTT, Wilfrid Yons Ebit ketika dikonfirmasi di Lanud Halim membenarkan, jika hari ini 10 ton bantuan yang berhasil dikumpulkan oleh Garda NTT akan segera diberangkatkan.

Ketua Umum, Sekjen dan jajaran pengurus Garda NTT lainnya terlihat memantau barang yang akan diberangkatan ke NTT.

“10 ton bantuan telah kami kirimkan ke Lanud Halim Perdanakusuma, semoga bantuan tersebut segera diberangkatkan, agar para relawan yang ada di lokasi bencana dapat segera menyalurkan kepada para korban.” ucap Ebit

“Kami hanya fokus di lima wilayah Kabupaten, para relawan Garda NTT akan bersinergy dengan relawan lainnya yang telah dahulu bergerak di lokasi-lokasi bencana.” jelasnya

10 ton bantuan untuk bencana alam NTT sudah diantarkan ke Lanud Halim Perdanakusuma.

Korban bencana yang belum mendapat bantuan, bisa menghubungi nama-nama koordinator ini;

1. Choky Askaratulela, (0812.2521.1916), Jalan Wonga Toa Utara Barat (Perempatan), Madrasah Alian Darusalam, RT. 034/12, Kelurahan Selandoro, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata.

2. Valentinus Igo Wutun, (0812.8910.5757), Desa Oyangbarang, RT.01/01, Kecamatan Wotanulumado Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur.

3. Echong Parera, (0823.3969.2211), Jalan Eltari-Diagama, Dusun 2, Desa Roboaba, Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua.

4. Beka, (0813.8832.7246), Jalan Sonbai (Samping Kuburan Umum Oepura), Kelurahan Naikolan, Kecamaatan Maulava, Kabupaten Kupang dan Kabupaten Malaka.

Penerimaan bantuan bencana di Posko Induk Garda NTT, di Kampus Saint Mary’s Jakarta, secara resmi ditutup tanggal 20 April 2021, namun panitia tetap bekerja, terus berkoordinasi dengan Posko di daerah untuk memastikan agar proses penyaluran berjalan lancar dan tepat sasaran. Masyarakat yang terdampak betul-betul merasakan kehadiran para donatur melalui Garda NTT.

Gudang penyimpanan bantuan bencana alam di Lanud Halim Perdanakusuma.

“Kami hanya sebagai perpanjangan tangan orang-orang baik di Jakarta, Tangerang, Bogor, Palembang, Malang dan Yogyakarta, yang telah menyalurkan bantuan ke Posko Garda NTT. Sebab itu, kami ingin memastikan, amanah para donatur ini menjadi secercah harapan, sekaligus menjadi makna hidup bagi mereka yang terdampak. Kami tak henti-hentinya mengucapkan terimakasih yang sangat dalam, kepada mereka yang telah menyumbang atas nama kemanusiaan.” ungkap Ketum Garda NTT

“Kami juga menyampaikan rasa terima kasih, kepada Kepala BNPB dan Petinggi TNI serta para petugas Landasan Udara Halim Perdanakusuma, telah memfasilitasi bantuan ini ke lokasi-lokasi bencana di Nusa Tenggara Timur.” tutup Yons Ebit0.

(Michael)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *