MANOKWARI, KARYAJURNALIS – Tokoh Masyarakat Adat Papua dan juga penggemar Berat Sepakbola di tanah Papua, Manawir Paul Finsen Mayor S.Ip minta pemerintah daerah Kabupaten Manokwari untuk menghidupkan kembali Persatuan Sepak Bola Manokwari atau Perseman untuk berlaga di liga Nasional.
Perseman Manokwari adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang bermarkas di Manokwari, Papua Barat. Julukan klub ini adalah Hino Cofu. Sebelumnya, ketika berlaga di Divisi Utama Perserikatan 1986, Perseman dijuluki Mutiara Hitam dari Timur. Maklumlah, julukan Mutiara Hitam sudah dipakai Persipura. Arena/Stadion: Stadion Manokwari Nama lengkap: Persatuan Sepak bola Manokwari.
“saya mewakili masyarakat ingin menyampaikan kepada Bapak Bupati Kabupaten Manokwari Yang juga adalah Ibu Kota Provinsi Papua Barat untuk menghidupkan Perseman Manokwari,”Jelas Manawir Paul Finsen Mayor, melalui keterangan tertulis yang diterima media karyajurnlis.com, Rabu, (2/6)
“Kami masyarakat pecinta olahraga sepak bola sangat mengharapkan dan membutuhkan dukungan dan Kebijakan pemerintah daerah kabupaten Manokwari agar dapat menghidupkan Kembali Perseman Manokwari seperti Jaman Keemasan Perseman Manokwari di Era 1970- 1990_ an. Dimana perseman Manokwari Menembus Liga Nasional Bersama Persipura Jayapura Mewakili Tanah Papua disaat itu,”tulis Finsen.
Lanjutnya, Perseman Manokwari juga melahirkan persepakbola terbaiknya yang turut serta mengharumkan nama bangsa Indonesia dengan masuk ke Timnas Indonesia dan berhasil di beberapa Laga Internasional.
“Roh itu harus dikembalikan, Bapak Bupati Kabupaten Manokwari yang kami kasih dan banggakan, sebagai Mantan Ketua KNPI Provinsi Papua Barat Bapak Bupati juga pasti punya keinginan yang sama untuk menghidupkan Kembali Perseman Manokwari dan mengembalikan Masa Kejayaannya seperti era tahun 1970 – 1990-an,”tuturnya.
Oleh sebab itu, Kata Paul, “atasnama masyarakat papua pecinta olahraga sepak bola di Manokwari dan juga tanah Papua, kami mengharapkan agar secepatnya Bapak Bupati Kabupaten Manokwari mengundang Management Perseman Manokwari dan mengundang kami juga agar bisa sama-sama kerja dan kerja sama-sama untuk membawa Perseman Manokwari Kembali Ke Pentas Sepakbola Indonesia maupun Dunia,”tuturnya.
Pada masa lalu, Kata Paul, “Perseman Manokwari pernah berhasil meraih peringkat keempat dalam kejuaraan Piala Acub Zainal 1974. Meski hanya menempati posisi ke empat dalam kejuaraan itu, tim kebanggaan masyarakat Manokwari, Papua Barat itu menyumbang dua pemain berbakat ke Persipura Jayapura, yaitu Johanes Auri dan Marthen Jopari yang sama-sama pemain belakang,”ujarnya.
“Johanes Auri dan Marthen Jopari adalah pemain bek kiri dan bek kanan Perseman Manokwari yang dipanggil untuk Persipura Jayapura. Selanjutnya, pada 1976, Auri, Jopari, dan Edi Sabenan (yang berasal dari Persimer Merauke) ikut memperkuat Persipura Jayapura dalam kejuaraan Piala Soeharto 1976,”jelasnya.
Johanes Auri boleh dibilang salah satu pemain jebolan Perseman Manokwari yang paling gemilang. Pada 1977, Auri terpilih untuk memperkuat tim sepak bola PON Irian Jaya 1977, dan berhasil meraih medali perak. Auri juga memperkuat Persipura mewakili Indonesia ke kejuaraan King’s Cup 1997 di Bangkok, Thailand serta turnamen perdamaian di Saigon, (sekarang Ho Chi Minh City) Vietnam.
Prestasi pria kelahiran Manokwari, 30 Oktober 1954 itu terus meningkat, sehingga pelatih tim nasional Indonesia asal Belanda, Wiel Corever merekrutnya untuk memperkuat tim nasional melakoni babak Pra Olimpiade. Sejak saat itu, Auri selalu menjadi langganan tim nasional.
Setelah memunculkan sejumlah pemain tangguh era 1970-an seperti Johanes Auri, Marten Jopari, Marthen Burwos dan Marthinus Kapisa, pada era 1980-an Perseman Manokwari kembali memunculkan pesepak bola andal. Sebut saja nama-nama seperti Adolf Kabo, Wellem Mara, Kapten Perseman Yunias Muray, Piet Hein Suabey, Yohanes Kambuaya, Mundus Waney, Aris Kapissa dan Woof bersaudara, Yulius, Markus dan Mathias,”jelasnya.
Mengikuti jejak Johanes Auri, Adolf Kabo dan Yonas Sawor (juga pernah memperkuat Persis Sorong) menjadi pemain Perseman yang terpilih untuk memperkuat tim nasional Indonesia dibawah pelatih Sinyo Aliandu dan Bartje Matulapelwa. Selama memperkuat tim nasional, mereka meraih medali emas di Sea Games 1987, dan berhasil masuk babak semi final Asian Games 1986 di Seoul, Korea Selatan,”tutur Ketua Dewan Adat Wilayah III Doberay. (JI)
PENULIS: JECKSON IKOMOU