Karya jurnalis, Jakarta | – Dalam suatu wawancara, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengatakan, pada saat ini pada usia 58 tahun beliau masih tergolong produktif. Kemudian saat ditanya apa komentarnya tentang nama beliau yang disebut-sebut akan menjadi calon Presiden 2024, Andika mengatakan akan menyelesaikan tugas di TNI terlebih dahulu baru memikirkan hal tersebut setelah pensiun.
Terkait hal itu Ketua Pendukung Andika Perkasa (Pendekar) untuk Indonesia, Hendrawan Saragi angkat bicara mengenai alasan dirinya mendukung Jenderal Andika Perkasa sebagai calon presiden (Capres) Pemilu 2024 mendatang.
Menurut Hendrawan sosok yang kini masih menjabat sebagai Panglima TNI itu dianggap memiliki karakteristik yang kuat untuk menjadi seorang presiden pada Pemilu 2024 mendatang.
Jenderal Andika Perkasa merupakan titik akses kepada sistem pemerintahan yang teguh terhadap konstitusi negara yang membela hak pribadi masyarakat.
“Hal ini terlihat dari rekam jejak beliau selama menjabat ada banyak kebijakan yang diambil dengan tegas dan cerdas sesuai dengan konstitusi negara kita.”
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa “Bagaimana beliau membela anggota yang mungkin mengalami kesusahan, sakit juga pada saat itu ada masyarakat katakanlah dizolimi oleh aparat yang anggotanya sendiri, nah beliau membela terhadap hal-hal seperti itu,” kata Hendrawan dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (1/12/2022).
Selain itu menurut Hendrawan, Andika dianggapnya selama menjabat sebagai Panglima TNI merupakan pribadi yang tegas dan taat terhadap konstitusi yang berlaku.
“Sehingga kami melihat beliau pantas menjadi pemimpin nasional,” ucapnya.
Pemilihan terhadap Andika Perkasa ini dikatakan Hendrawan juga dilandasi dari kejenuhannya terhadap tiga Capres lain yang selama ini kerap bertengger di publik maupun di survei bursa calon presiden.
Menurutnya, jika hanya mengacu kepada tiga tokoh tertentu ia menilai bahwa suara-suara warga seakan tak didengar jika hanya diberi pilihan pada tiga calon tersebut.
Dalam bernegara, lanjut Hendrawan, semua kelas penguasa dan orang-orang yang diperintah membutuhkan standar yang permanen dan tidak berubah mengikuti angin yang ada.
Oknum politisi jahat menaruh supremasi kepercayaan pada perubahan, konstitusi yang telah terbukti valid selama puluhan tahun diubah-ubah begitu saja,”sambungnya.
Purna Tugas dan Pantas sebagai Pemimpin Politik. Sebelum pertengahan 1950-an, tidak ada istilah “pensiun” seperti yang kita gunakan saat ini.
Jajak pendapat tahun 1950 di Amerika menunjukkan sebagian besar pekerja bercita-cita untuk bekerja selama mungkin. Berhenti adalah untuk orang cacat.
Di usia menjelang pensiun biasanya seseorang mulai bertanya-tanya tentang hal-hal seperti: Apa sebenarnya hidup ini? Bagaimana mencapai kepuasan? Menurut Gregory Berns, kepuasan adalah emosi yang menangkap kebutuhan unik manusia untuk memberi makna pada aktivitas seseorang.
Kepuasan hanya dapat muncul dengan keputusan sadar untuk melakukan sesuatu karena hanya tindakan kita sendiri yang dapat kita pertanggungjawabkan dan hargai.
Manusia menginginkan kebaruan, kebutuhan akan kebaruan telah menjadikan kita cerdas dan terus mencari hal baru berikutnya.
Pesan utamanya adalah bahwa dengan melakukan sesuatu yang belum pernah kita lakukan sebelumnya akan melepaskan dopamin ke otak, yang menggerakkan sistem aksi otak kita dan melalui proses ini kita akan memperoleh perasaan puas.
Jenderal Andika Perkasa setelah purna tugas dari Panglima TNI sebaiknya melakukan hal yang baru, yaitu berkegiatan dalam bidang politik untuk menjadi pemimpin negara Indonesia. Pemikiran untuk terus produktif merupakan keputusan yang sangat baik dan bermartabat.
Dalam terang sejarah, setiap pemilihan umum adalah perebutan kekuasaan. Sistem pemungutan suara telah didefinisikan sebagai pertempuran antara kekuatan yang berlawanan, masing-masing dipersenjatai dengan proposal atas nama kepentingan umum untuk mendapatkan kekuasaan dalam menerapkan proposal ini.
Politik merupakan suatu seni untuk merebut kekuasaan. Bidang baru yang sangat menarik dan tidak ada keraguan bahwa orang yang memiliki cita-cita tinggi seperti Jendral Andika Perkasa akan selalu memberikan talentanya untuk kesejahteraan dan kebaikan masyarakat.
Dengan mendukung dan memajukan ide-ide indah dalam berpolitik kita memberi kesempatan pada peradaban untuk berjuang.
Ide ini baik namun hanya bisa bertahan jika diterima oleh masyarakat. Jika masyarakat masih memilih ide yang buruk maka kesalahan bukan hanya pada mereka sendiri pun juga kesalahan para politisi karena tidak mau memberitakan dan menyebarkan ide yang baik dalam bentuk yang lebih meyakinkan.
Jenderal Andika Perkasa dapat berkarya memperindah standar pembenaran untuk politik yang sedang rusak, melakukan konsensus demokratis dan kompromi yang diperlukan, serta tata kelola pemerintahan yang baik.
Sejak dahulu individu dipisahkan menjadi dua kelompok yaitu mereka yang harus mematuhi aturan dan mereka yang tidak perlu.
Masyarakat harus menjaga etika dan moral, sedangkan penguasa tidak perlu. Jenderal Andika Perkasa adalah pengecualian yang unik.
Dia sudah tahu sejak awal bahwa dalam bekerja akan memberikan yang terbaik dari dirinya. Orang yang paling berguna bagi pemerintahan mana pun adalah orang yang mampu memikirkan segala sesuatunya sesuai konstitusi dan akal sehat tanpa memedulikan takhayul dan “tabu” yang berlaku.
Kita, masyarakat Indonesia bersyukur bisa menyaksikan hal-hal indah yang dilakukan olehnya.
Negara Republik Indonesia telah menugaskan seorang Jenderal Andika Perkasa untuk memberikan yang terbaik dari dirinya demi cita-cita tinggi untuk melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia.
Jika cita-cita itu tetap menjadi pedoman kita sebagai sebuah negara, maka Jenderal Andika Perkasa harus terus berkarya mempercantik keindahan berbangsa sebagai Calon Presiden Indonesia 2024-2029.
Masyarakat dan Pendekar Indonesia di setiap inci tanah air akan mengiringi ikhtiar yang tulus ini.