KJ – Tuangku Syekh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani, Ketua Pembina DEWAN ULAMA THARIQAH INTERNASIONAL Istanbul, Turki. Beliau asli orang Minang yang lahir di Kota Padang. Beberapa hari yang lalu awak media mendapatkan kesempatan untuk mewancarai beliau di Pondok Pesantren Taruna Rabbani, Koto Sani, Kabupaten Solok.
Beliau memberikan pandangan tentang Pilkada Sumbar sekaligus cara menentukan pilihan nanti.
“Pilihlah pemimpin yang memiliki integritas dalam menjaga dan memelihara agamanya, jika dia punya integritas dalam memelihara agamanya sudah pasti dia akan menjaga kepentingan ummat dan bangsa diatas kepentingan pribadinya. Berpakaian dan berpenampilan islami bukan jaminan seorang itu memiliki agama yang bagus” beliau mulai membuka wawancara.
Kamipun kembali bertanya ” Jadi Tuangku, bagaimana cara yang tepat bagi ummat untuk mengetahui seseorang calon Pemimpin itu baik agamanya, karena agama tidak dapat terlihat dari penampilan saja ?”. ” Betul, sebab agama dapat terlihat dari akhlak, namun apakah semua kita bisa melihat 24 jam akhlak calon pemimpin, mana tahu hanya ketika didepan kita saja dia menampakkan akhlak yang baik, tapi dibelakang kita berubah kepada aslinya”, Jadi cara mengetahui akhlaknya baik atau buruk bagaimana Tuangku ?”.
” Carilah calon Pemimpin yang sering terzalimi, namun dia tidak pernah membalas kezaliman orang kepada dirinya sekalipun dia mampu untuk membalasnya, sebab calon Pemimpin yang seperti itu mempunyai kelapangan jiwa dan kebesaran hati yang sudah teruji, dan itulah tanda tanda besar seseorang telah memiliki akhlak yang baik”.
Dan bagaimana pula pendapat Tuangku terhadap calon kepala daerah perempuan, yang salah satunya di Kabupaten Tanah Datar, apakah Islam membolehkan ?”.
” Baik, dalam hal ini kita harus memandang jernih dan objektif. Dalam konteks pemilihan kepala daerah bukan pemimpin agama sangat berbeda, jangan kita pukul rata hanya lantaran kita berbeda pilihan, masih banyak orang yang memakai isu agama dan gender untuk memenuhi syahwat politiknya, sehingga yang menjadi korban adalah ummat yang tidak paham membedakan dua hal tersebut.
” Pilkada adalah wadah bagi kita untuk memilih pemimpin daerah yang terbaik, terbaik dari sisi agama dan gagasan serta pengalaman. Tiga hal tersebut tidak memandang gender calon kepala daerah, karena seorang perempuan Allah SWT anugerahkan akal dan hati yang sama dimiliki kaum laki laki, bahkan perempuan lebih memiliki ketelitian dan keberanian dalam membuat keputusan, Siti Khodijah istri pertama Baginda Rasulullah SAW, merupakan wanita yang pertama memeluk Islam, beliau paham sekali apa dengan resiko yang dihadapi, tapi tetap saja Siti Khodijah menempuhnya. Begitu halnya dengan prinsip, seorang perempuan bernama Siti Masitoh dapat dengan berani terjun kedalam kuali panas lantaran hanya untuk mempertahankan prinsipnya.
Akhir dari wawancara Tuangku Syekh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani, menutupi pembicaraan dengan mengutip sebuah hadist ”
عن جابر قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « المؤمن يألف ويؤلف ، ولا خير فيمن لا يألف ، ولا يؤلف، وخير الناس أنفعهم للناس »
Dari Jabir, ia berkata,”Rasulullah Saw bersabda,’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni).
” Jika memang kita berkomitmen mencari seorang Pemimpin, bukan mencari seorang Penguasa, maka carilah pemimpin yang dapat membawa manfaat dengan agama dan akhlaknya, dan jangan dipilih calon yang menimbulkan banyak mudharat sekalipun paling kaya yang memiliki link luas ke pusat, apalagi hobi mencari kesalahan kandidat lain, membuat kerusakan moral ditengah-tengah masyarakat dengan ucapan dan perbuatan yang tidak pantas dipertontonkan”,sebutnya.
Sekarang zaman internet yang semua golongan dan umur terbuka dapat menontonnya. Akhirnya, semoga Allah SWT memberikan hidayah-Nya dan kekuatan bagi masyarakat Sumbar untuk menentukan pilihannya dengan hati nuraninya, Amin, tutup Tuangku